Will be updated soon!!!

Senin, 07 November 2016

Chapter 2



Justin gemetaran, ia tidak menyangka bahwa orang yang paling ditakuti di batalyon adalah seseorang yang masih muda dan secara fisik tidak seperti yang ia bayangkan. Tubuhnya yang pendek dan posturnya yang biasa saja sama sekali tidak memberikan kesan bahwa pria yang menjabat tangannya sekarang adalah Dylan. Mereka sama-sama terdiam, kemudian melepaskan tangannya. Pandangan Justin sama sekali tidak lepas dari Dylan. Dylan melangkah ke sebuah kabinet dan membukanya. Disana terdapat banyak sekali senjata dari berbagai jenis. “Kau mungkin sudah mengetahui apa yang akan kulakukan terhadapmu.” Kata Dylan sambil mengambil senjata favoritnya sebuah sniper buatan Pindad tipe spr-2.  Seketika itu Justin berlari keluar secepat angin tanpa mengatakan apapun. Dylan mengeritkan dahi dan meletakkan kembali senjatanya di kabinet.